PERCOBAAN
14
MEMBUAT
RANGKAIAN COUNT DOWN BCD TO SEVEN SEGMENT
1. TUJUAN : AGAR BAMASIS DAPAT MEMBUAT RANGKAIAN
COUNT DOWN BCD TO SEVENT SEGMEN
2. ALAT DAN BAHAN :
A. IC
74LS192
B IC
74LS47
B. IC
555
C. VR
D. DOUBLE
SEVEN SEGMENT
E. LIVE
WIRE
3. JEASKAN
:
TEORI
DASAR
A. JELASKAN
DAN GAMBARKAN TENTANG IC 74LS192
Rangkaian Counter.
Rangkaian Counter (penghitung) adalah logika sekuensial yang dapat
dipergunakan untuk menghitung jumlah pulsa masuk dan dinyatakan dengan bilangan
biner. Sesuai dengan namanya 4 BIT Binary Counter adalah suatu rangkaian logika
yang terdiri dari 4 buah Flip-Flop yang mampu melaksanakan perhitungan sampai
bilangan 16.
Down Counter.
Down Counter adalah Counter yang dapat menghitung dengan urutan mulai dari atas ke bawah atau dimulai dari bilangan yang paling besar menuju bilangan paling kecil.
Down Counter.
Down Counter adalah Counter yang dapat menghitung dengan urutan mulai dari atas ke bawah atau dimulai dari bilangan yang paling besar menuju bilangan paling kecil.
IC 74LS192.
Komponen utama IC 74LS192 adalah sebuah up/down decade counter,
yaitu sebuah komponen yang dapat melakukan pencacahan sampai 10 (0 sampai 9)
naik dan turun.
74LS192 dibangun dengan beberapa flip-flop JK dan gerbang-gerbang logik.
Transisi logik dari 0 ke 1 (Low to High) pada pin UP (pin 5), menyebabkan
keluaran BCD (binary code decimal) QA,QB,QC dan QD menaik 1 digit. Demikian
juga jika ada transisi logik 0 ke 1 pada pin DN (pin 4), menyebabkan keluaran
BCD turun 1 digit.
IC
74LS192 dilengkapi juga dengan pin keluaran CO (Carry Out) dan BO (Borrow Out)
yang masing-masing adalah normally high dan bekerja secara terpisah. Transisi
keluaran desimal dari 9 ke 0 (counting up) men-trigger pin CO mengeluarkan
pulsa 0 ke 1 (Low to High). Sebaliknya transisi desimal dari 0 ke 9 (counting
down), men-trigger pin BO mengeluarkan pulsa 0 ke 1. Dengan demikian kedua
keluaran ini dapat dipakai sebagai trigger clock untuk tingkat pencacahan
berikutnya.
Rangkaian pencacah ini akan bekerja jika pin
CLR = 0 (low). Untuk itu port input RESET harus di ground atau diberi logik 0
dalam keadaan normal. Reset (tampilan desimal menunjukkan angka 0) berlaku jika
pada pin CLR (pin 14) ada transisi logik dari 0 ke 1. Demikian juga dengan pin
UP dan pin DN, akan bekerja (counter naik/turun) hanya jika ada transisi dari 0
ke 1 pada pin ini.
B.
JELASKAN DAN GAMBARKAN TENTANG IC 74LS47
IC 74LS47
IC BCD 74LS47 atau yang sering kali disebut
IC 7447, dan IC decoder BCD. IC ini adalah sebagai Dekoder BCD ke seven segment
digunakan untuk menerima masukan BCD 4-bit dan memberikan keluaran yang
melewatkan arus melalui segmen untuk menampilkan angka desimal. Jenis dekoder
BCD ke seven segmentdekoder yang berfungsi untuk menyalakan seven segment mode
common anoda dan dekoder yang berfungsi untuk menyalakan seven segment mode
common katoda. Ada dua macam yaitu Ic 74LS47 merupakan dekoder BCD ke seven
segment yang berfungsi untuk menyalakan sevent segment mode common anode.
Gambar dan konfigurasi pena-pena IC 74LS47 ditunjukkan pada gambar berikut :
Dekoder
BCD ke seven segment mempunyai masukan berupa bilangan BCD 4-bit (masukan A, B,
C dan D). Bilangan BCD ini dikodekan sehingga membentuk kode tujuh segmen yang
akan menyalakan ruas-ruas yang sesuai pada seven segment. Masukan BCD
diaktifkan oleh logika ‘1’, dan keluaran dari dekoder 7447 adalah aktif low.
Tiga masukan ekstra juga ditunjukkan pada konfigurasi pin IC 7447 yaitu masukan
(lamp test), masukan (blanking input/ripple blanking output), dan (ripple
blanking input).
pada
konfigurasi pin IC 7447 yaitu masukan (lamp test), masukan (blanking
input/ripple blanking output), dan (ripple blanking input).
LT’
, Lamp Test: berfungsi untuk mengeset display, bila diberi logika ‘0’ maka
semua keluaran dari IC ini akan berlogika 0. Sehingga seven segment akan
menunjukkan angka delapan (8).
BI’/RBO’ , Blanking
Input/Row Blanking Output: berfungsi untuk mematikan keluaran dari IC.
Bila diberi logika “0” maka semua keluaran IC akan berlogika “1” dan seven
segment akan mati.
RBI’
, Row Blanking Input: berfungsi untuk mematikan keluaran dari IC jika
semua input berlogika “0”. Bila diberi logika “0”, diberi logika “1” dan diberi
logika “0” maka semua keluaran IC akan berlogika “1” dan seven segment akan
mati.
lamp
test (LT) akan menyalakan setiap segmen untuk melihat apakah segmen-segmen
tersebut beroperasi. Selanjutnya Ripple Blanking Input RBI akan
mematikan semua segmen bila rangkaian diaktifkan. Berikut ini adalah bentuk
tampilan yang bisa ditampilkan oleh display seven segmen :
Dari
gambar diatas bisa diketahui bahwa hanya sebagian kecil saja dari karakter yang
dapat ditampilkan oleh display 7 segmen. Cara mendapatkan bentuk tampilan
seperti pada gambar diatas diketahui dari table kebenaran dekoder 74LS47
berikut :
berikut adalah Tabel
kebenaran dari IC 74LS4
Rangkaian
Aplikasi Dekoder BCD Ke 7 Segmen Common Anoda (IC 7447)
Jadi
kesimpulannya IC 7447 ini merupakan Decoder BCD ke 7’Segment Common Anoda, atau
7’Segment Aktif Low. Untuk 7’Segment Common Cathoda mengunakan IC 7448 .
C.
IC 555 : ASTABLE MULTIVIBRATOR
Astable Multivibrator
Aplikasi
IC 555 yang satu ini merupakan kebalikan dari aplikasi sebelumnya yaitu
monostable. pada astable sesuai dengan namanya yaitu astable yang
artinya tidak stabil karena rangkaian ini tidak memiliki keadaan output yang
stabil atau berubah-ubah. dari keadaan tersebut dapat dimanfaatkan untuk
beberapa aplikasi dalam rangkaian kendali. keadaan ini diperoleh dari pengisian
dan pengosongan kapasitor
Pada
aplikasi ini IC 555 beroperasi sebagai osilator gelombang kotak (Square Wave
Oscilator). kegunaannya sebagai generator pulsa, alarm keamanan, pemodulasi,
lampu blink (kedip), dan sebagainya
rangkaian astable multivibrator adalah sebagai berikut :
D.
7 SEGMEN DISPLAY
Seven Segment Display (7 Segment
Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen
adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal
melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada
umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital,
Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven
ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama
diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai
dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting
Diode).
4. LANGKAH
PERCOBAAN
A. RANGKAIAN
PERCOBAAN 14A DAN 14B
B. TABEL
VR KETIKA DIPUTAR
5. ANALISA
a.
Pada
percobaan potensio pada prosentase 0%, menunjukkan hasil pada 7 segment display
dalam mengganti bentuk nyala angka berupa angka yang sangat cepat, serta
pembentukan pulsa dapat terbentuk sebanyak 2 pulsa dalam 1 detik.
b.
Pada
percobaan potensio pada prosentase 10%, menunjukkan hasil pada 7 segment
display dalam mengganti bentuk nyala angka berupa angka yang masih sangat
cepat, serta pembentukan pulsa dapat terbentuk sebanyak 1,75 pulsa dalam 1
detik.
c.
Pada
percobaan potensio pada prosentase 20%, menunjukkan hasil pada 7 segment
display dalam mengganti bentuk nyala angka berupa angka yang sangat cepat,
serta pembentukan pulsa dapat terbentuk sebanyak 1,50 pulsa dalam 1 detik.
d.
Pada
percobaan potensio pada prosentase 30%, menunjukkan hasil pada 7 segment
display dalam mengganti bentuk nyala angka berupa angka yang cepat tp seiring
ditambahnya prosentase potensio maka percepatan pembentukan nyala angka makin
melambat sedikit, serta pembentukan pulsa dapat terbentuk sebanyak 1,25 pulsa
dalam 1 detik.
e.
Pada
percobaan potensio pada prosentase 40%, menunjukkan hasil pada 7 segment
display dalam mengganti bentuk nyala angka berupa angka yang cepat tp seiring
ditambahnya prosentase potensio maka percepatan pembentukan nyala angka makin
melambat sedikit, serta pembentukan pulsa dapat terbentuk sebanyak 1,10 pulsa
dalam 1 detik.
f.
Pada
percobaan potensio pada prosentase 50%, menunjukkan hasil pada 7 segment
display dalam mengganti bentuk nyala angka berupa angka yang cepat tp seiring
ditambahnya prosentase potensio maka percepatan pembentukan nyala angka makin
melambat sedikit, serta pembentukan pulsa dapat terbentuk sebanyak 1,05 pulsa
dalam 1 detik.
g.
Pada
percobaan potensio pada prosentase 60%, menunjukkan hasil pada 7 segment
display dalam mengganti bentuk nyala angka berupa angka yang cepat tp seiring
ditambahnya prosentase potensio maka percepatan pembentukan nyala angka makin
melambat sedikit, serta pembentukan pulsa dapat terbentuk sebanyak 1 pulsa
dalam 1 detik.
h.
Pada
percobaan potensio pada prosentase 70%, menunjukkan hasil pada 7 segment
display dalam mengganti bentuk nyala angka berupa angka yang cepat tp seiring
ditambahnya prosentase potensio maka percepatan pembentukan nyala angka makin
melambat sedikit, serta pembentukan pulsa dapat terbentuk sebanyak 0,9 pulsa
dalam 1 detik.
i.
Pada
percobaan potensio pada prosentase 80%, menunjukkan hasil pada 7 segment
display dalam mengganti bentuk nyala angka berupa angka yang standart tp
seiring ditambahnya prosentase potensio maka percepatan pembentukan nyala angka
makin melambat sedikit, serta pembentukan pulsa dapat terbentuk sebanyak 0,8
pulsa dalam 1 detik.
j.
Pada
percobaan potensio pada prosentase 90%, menunjukkan hasil pada 7 segment display
dalam mengganti bentuk nyala angka berupa angka yang standart tp seiring
ditambahnya prosentase potensio maka percepatan pembentukan nyala angka makin
melambat sedikit, serta pembentukan pulsa dapat terbentuk sebanyak
0,7 pulsa dalam 1 detik.
k.
Pada
percobaan potensio pada prosentase 100%, menunjukkan hasil pada 7 segment
display dalam mengganti bentuk nyala angka berupa angka yang standart tp
seiring ditambahnya prosentase potensio maka percepatan pembentukan nyala angka
makin melambat sedikit, serta pembentukan pulsa dapat terbentuk sebanyak
0,6 pulsa dalam 1 detik.
6. KESIMPULAN
Hasil dari percobaan tersebut dapat
disimpulkan tinggi rendahnya potensio saat dinaikkan mulai dari 0%, 10%, 20%,
30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90% dan 100% membuktikan peubahan bentuk nyala
angka pada di 7 segment display sangat berpengaruh terhadap kecepatan
pergantian bentuk angka tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar